Alkisah, ada sebuah keluarga sederhana. Gagal panen yang dialami oleh sang ayah pada suatu musim, menyebabkan dia merasa kecewa, marah, dan frustasi. Maka, untuk menghilangkan kesedihan, stres, dan waktu yang terasa lama, sebagai pelarian, tanpa disadari, dia mulai terbiasa minum minuman keras hingga mabuk.
Keadaan alam yang tak kunjung membaik, akhirnya membuat kondisi si ayah makin memburuk. Hingga pada suatu hari, dia ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri karena terjatuh di saat mabuk dan akhirnya meninggal dalam keadaan yang mengenaskan.
Lima belas tahun kemudian, dua orang anak yang ditinggalkan oleh sang ayah telah menjadi pemuda yang tumbuh dengan kepribadian yang berbeda. Si bungsu menjalani hidupnya di penjara karena kasus perampokan.
Saat ditemui sahabatnya, dia tertunduk lesu dan mengeluh, “Semua ini gara-gara ayahku. Dia itu seorang pemabuk dan penjud! Dia tidak pernah mendidik aku dengan baik. Keluargaku bangkrut dan berantakan. Aku tidak bisa sekolah lagi. Beginilah aku sekarang. Sudah nasibku seperti ini..”
Berbeda dengan si kakak yang juga menetap di daerah yang sama. Dia berhasil dan sukses mengelola usahanya. Ketika bertemu dalam suasana kangen dan gembira, si sahabat spontan bertanya, “Sobat, aku telah bertemu dengan adikmu di penjara. Kalian dari latar belakang keluarga yang sama, lalu, apa yang membuat kamu berbeda dengan saudaramu dan bisa sukses seperti ini?”
Dia menghela napas panjang dan menjawab, “Sudah terlalu banyak penderitaan dalam hidupku dan keluarga kami, aku hanya bertekad untuk mengakhirinya, bebas dari kemiskinan. Melihat ayahku mengakhir hidupnya seperti itu, ah... aku benar-benar tidak ingin bernasib seperti ayahku. Dan yang pasti aku ingin membahagiakan ibuku. Makanya, aku berusaha mati-matian untuk berjuang dan berusaha hingga hasilnya seperti yang kamu lihat sekarang ini.”
Sambil menerawang dia melanjukan, “Sayangnya, adikku berpikir lain. Aku sudah berusaha, bukan hanya sekali tetapi berulangkali mengajak dia untuk mengikuti aku bekerja, tetapi karena kemalasannya dan pengaruh pergaulan yang buruk, dia memilih jalan pintas untuk mendapatkan kekayaan. Yah…sungguh sangat disayangkan, dia harus berakhir di penjara seperti hari ini.”
Pembaca yang Bijaksana,
Hidup adalah pilihan. Lihatlah kakak beradik yang memiliki latar belakang keluarga yang sama, pada cerita di atas. Mereka menyikapi dengan cara yang berbeda dan memutuskan memilih jalan yang berbeda. Maka hasil akhirnya pun pasti akan berbeda pula.
You are what you think! Artinya, “Anda adalah apa yang Anda pikirkan”! Jika seseorang mampu memimpin dirinya dengan sikap mental yang positif dan benar-benar mau berusaha keras untuk mengubah nasibnya, tentu kehidupan sukses akan dapat diciptakan.
0 komentar :
Posting Komentar