Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Kenapa? Karena setiap langkah dan derap kehidupan manusia selalu meninggalkan jejak; yang baik, yang jelek semuanya akan menjadi “sejarah” bagi kehidupan orang bersangkutan.
Seseorang disebut sukses bila setelah “pergi”, perjuangan, amal baik, dan karya-karyanya masih dikenang orang. Bahkan orang-orang merasa kehilangan atas kepergiannya. Sebut saja Steve Jobs, Ibu Teresa, Martin Luther King Jr, Bruce Lee, dan Deng Xiaoping. Nama mereka takkan lekang oleh zaman.
Untuk lebih memperjelas, mari kita simak kisah dari Tiongkok kuno ini:
Nun jauh disana, di salah satu sudut khayangan, terlihat sedikit kesibukan karena ada tiga calon yang akan dikirim ke dunia fana ini; lahir sebagai bayi dan tumbuh menjadi manusia seutuhnya. Namun sebelumnya, mereka ditanya apa yang akan dikerjakan saat di bumi. Tanpa berpikir panjang, mereka serempak berkata, ”Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai kesuksesan.”
” Bagus.... bagus.... kalian bertiga sungguh luar biasa,” kata Dewa Kelahiran memberi semangat.
Ternyata ketiga orang yang awalnya mempunyai keinginan yang sama, dalam menjalani kehidupan di bumi mempunyai sikap dan tindakan yang berbeda. Orang pertama, melihat kehidupan ini tidak seindah yang dibayangkan. Banyak orang yang hidup sengsara dan mengalami banyak musibah. Ia lalu berubah pikiran, waktu yang seharusnya digunakan untuk mencapai kesuksesan dan kekayaan dibagi dua. Sebagian ia gunakan untuk mencapai kesuksesan yang penuh dengan tantangan dan sebagian lagi ia gunakan untuk membantu mereka-mereka yang kekurangan. Jiwa sosialnya menyentuh hati banyak orang. Ia tidak pernah meminta pamrih atas bantuannya. Ketika ia meninggal, orang-orang merasa kehilangan. Walaupun telah tiada sekian lama, namanya sebagai ”dewa penolong” masih terdengar disana-sini.
Orang yang kedua melihat dunia ini justru begitu banyak kesempatan-kesempatan yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai kesuksesan dan meraih kekayaan melimpah ruah. Tak peduli apakah itu korupsi, melanggar hukum, atau mengorbankan generasi muda. Dari usahanya, termasuk dengan berdagang obat-obatan terlarang, ia menjadi kaya raya. Dari hari ke hari sepak terjangnya semakin berani, bahkan terkesan semakin rakus. Namun seperti peribahasa mengatakan, sepandai-pandai tupai melompat, sekali-kali akan jatuh juga. Akhirnya ia masuk penjara karena perbuatannya. Ketika meninggal, tidak ada orang yang merasa kehilangan, kecuali anak-anaknya.
Orang yang ketiga melihat jalan menuju kesuksesan ternyata penuh dengan tantangan dan rintangan. Akhirnya ia memilih hidup apa adanya saja, yang penting keluarga bisa hidup sehat dan cukup makan. Ia tidak berusaha/bekerja lebih keras serta enggan mengambil risiko. Setelah ia meninggal, beberapa saat kemudian, tidak ada lagi orang yang mengenalnya.
Pembaca yang budiman,
Kehidupan manakah yang Anda inginkan? Mari, janganlah kita hanya sekadar mengejar keuntungan dan harta semata-mata, karena sewaktu kita meninggalkan dunia fana ini, satu sen pun tidak bisa kita bawa. Chinese proverb mengatakan shēng bù dài lái sǐ bù dài qù 生不带来,死不带去 (ketika lahir kita tidak membawa apa pun ke dunia ini, maka ketika meninggal tidak ada satu sen pun yang bisa kita bawa pergi).
Sebesar apa pun properti yang kita tempati, sebanyak apapun uang yang kita miliki, saat kita pergi, hanya menempati tanah tidak lebih dari 1x2 meter persegi. Ini bukan demotivasi, tetapi realitas. Oleh sebab itu sebelum dan terutama sesudah sukses, tanamlah bibit-bibit kebaikan dan karya-karya berguna sebagai ”monumen” agar dunia selalu mengingat keberadaan dan eksistensi kita.
Seseorang tidak harus kaya raya atau berprestasi luar biasa baru bisa dikenang. Martin Luther King Jr pernah berkata, walaupun Anda berprofesi sebagai tukang sapu jalanan, namun bila pekerjaan itu Anda lakukan dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab—seperti Michelangelo melukis, atau seperti Beethoven menggubah musik, atau seperti Shakespeare menulis puisi—maka hasilnya akan luar biasa. Begitu baiknya Anda bekerja hingga penghuni surga dan dunia tertegun. Mereka akan selalu mengingat bahwa “di sini pernah hidup seorang penyapu jalan yang hebat, yang melakukan tugasnya dengan sempurna dan penuh tanggung jawab.”
Salam Sukses untuk Anda!
Andrie Wongso
0 komentar :
Posting Komentar