Senin, 02 Februari 2015

Sahabat adalah orang yang paling dipercaya, yang bisa diajak cerita tentang masalah kita, yang ada di saat kita butuh atau bahkan saat kita tidak butuhpun sahabat ada disamping kita untuk menemani kita. Seorang sahabat sejati sulit sekali untuk kita cari atau kita jumpai, karena mencari sahabat sejati itu memang bener-bener sangat sulit.
Seorang sahabat itu hampir 11/12 dengan saudara kandung kita. Bedanya hanya lain ibu dan ayah. tidak ada pertalian darah. Yang ada hanya pertalian hati.Banyak persyaratan yang kita tentukan. Kita harus benar-benar teliti sebelum menjadikan seseorang itu benar-benar kita anggap sebagai sahabat. Kita harus benar-benar menyamakan visi dan misi.  Ya seperti itulah kira-kira tak mudah memang untuk mendapatkan seorang sahabat. Apalagi di dunia yang sama-sama kita kenal saat ini.
Sahabat adalah seseorang yang kalau kita lagi sedih ia bisa membuat kita tersenyum sementara ketika kita senang dia akan lebih senang dari kita. Rasanya nggak terlalau berlebihan kalau keberadaan seorang sahabat memang sangat istimewa, Ia menjadi zat penting yang memberi warna dalam kehidupan kita. So, punya sahabat bukan lagi sebuah keharusan melainkan kebutuhan, Punya sahabat itu ga ada ruginya, malah akan lebih banyak rezeki, sebab sekali lagi sahabat membuat hari-hari anda akan lebih hidup, bermakna dan berwarna.
Sahabat itu teman curhat, tidak ada istilah stress ketika dirundung masalah, seberat apapun masalah itu kalau kita punya sahabat. Dalam hal ini sahabat bisa menjadi tempat berbagi cerita, teman curhat, yang nyaman. Kita bisa mengungkapkan semua perasaan kita selain kepada keluarga (kalau jauh dari keluarga) atau pacar (sebaiknya jangan) yaitu kepada sahabat kita. Sahabat itu adalah dewa penolong. Butuh bantuan, butuh pertolongan kenapa enggak lari ke sahabat. Siapa tau dia bisa bantu, bisa kasih solusi, atau paling tidak sekedar opini. Tapi bukan berarti setiap masalah harus lari ke sahabat, yang paling baik dan utama adalah dengan menyelesaikannya sendiri, baru ke keluarga terus orang terdekat yaitu sahabat dan tidak lupa minta kepada yang di atas. Belajar mandiri ceritanya.
Sahabat itu orang yang nyambung diajak ngobrol, enak diajak diskusi, teman berbincang yang menyenangkan dan semua itu akan tercapai manakala kamu bisa saling mengenal kepribadiannnya masing-masing (takut orangnya suka ngomongin rahasia orang, gawat men), Sahabat itu orang yang dengan kelapangan hatinya bisa mengerti kita, dengan keterbukaan tangannya bisa menerima kita apa adanya, tanpa pernah berusaha mempengaruhi apalagi mengubah keadaan kita.
Sahabat itu cermin bagi diri kita, rujukan tempat kita mengekspresikan diri. Sahabat itu seperti tubuh, bila tubuh kita salah satu sakit, maka yang lain akan merasa sakit. Misalnya kalau kaki kita terantuk batu, pasti dengan mulut refleks akan bilang “aduh”, tangan langsung mengusap dan mengobatinya, tanpa diminta dan tanpa disuruh, begitu juga seorang sahabat dia akan punya kesadaran diri kalau sahabatnya sedang dalam kesulitan, dan itu dilakukan atas dasar keikhlasan bukan paksaan apalagi pamrih, ya seperti tubuh kita yang sakit tadi.
Patut bagi anda untuk mencari tahu apakah ia benar-benar layak dijadikan sahabat. Mau tahu caranya? Mudah saja, sesuai dengan yang pernah saya lakukan yaitu dengan cara :
Mula-mula, anda pinjam sesuatu barang yang anda anggap barang tersebut merupakan barang yang penting baginya. Kalau yang saya pinjam waktu itu flashdisk-nya yang berisi beberapa file tugas miliknya. Kemudian, diamkan barang tersebut dengan anda. Jangan diberikan sampai ia sendiri yang memintanya. Undur-undur saja waktunya. Katakan padanya nanti saja. Sebentar lagi masih ada yang perlu. Coba untuk diundur-undur waktunya. Sampai ia lupa untuk memintanya kembali. Lalu, ketika ia sudah kembali ingat dan meminta barang tersebut kepada anda, dengan mimik seperti orang yang melakukan kesalahan anda sampaikan maksud perihal barang tersebut. Katakan dengan rasa bersalah bahwa barang tersebut tidak sengaja dihilangkan. Sampaikan alasan terbaik anda. Kemudian tunggu tanggapan seperti apa yang akan keluar dari mulutnya.
Jika ia marah pada anda sambil mengumpat atau semacamnya maka anda diamkan saja. Biarkan ia sepuasnya mengata-ngatai anda. Dengarkan saja dengan seksama. Jangan sampai anda membalasnya atau bahkan ketawa karena itu akan membuatnya curiga. Biarkan ia meluapkan emosinya sampai puas. Jika hal seperti itu yang terjadi maka yang harus anda lakukan ketika ia diam dan akan meninggalkan anda barulah anda beraksi. Dengan tanpa kata-kata sedikitpun anda sodorkan barang tersebut.
Dari sana anda bisa menyimpulkan bahwa ia ternyata belum layak disebut sahabat. Karena ia masih belum rela jika anda menggunakan atau bahkan menghilangkan barangnya. Dia bukanlah sahabat anda! Ia baru layak disebut sahabat anda jika tanggapannya seperti ini; ia tersenyum. Kemudian mencoba menanyakan baik-baik tanpa emosi perihal kehilangannya. Bagaimana kronologi barang tersebut bisa sampai hilang. Ketika anda menjelaskannya kemudian ia bisa melapangkan dada. Ia merelakan kehilngan itu dan mungkin membalas apa yang telah anda lakukan itu dengan penuh sabar maka barulah ia sosok yang anda cari. Anda layak menyebutnya sahabat!

0 komentar :

Posting Komentar